GPR

GRIYA PRATAMA RESIDENCE

Griya Pratama Residence Jl. Cigutul Limalang Sindangmulya Cikarang Bekasi

Rumah yang baik adalah rumah yang memiliki resapan air. Jika membangunan rumah, entah itu besar atau kecil, biasakan untuk menyisakan tanah atau halaman yang tidak disemen sempurna. Hal ini berfungsi sebagai penyerapan air. Jika seluruh tanah tertutup semen, akan menyebabkan banjir dan air tanah menjai kering. Kalau takut jeblok alias becek, kita bisa gunakan batu-batu kali atau kerikil-kerikil kecil sebagai penutupnya. Perhatikan pelataran GreenHost tempat workshop (13/12/2021) kemarin berlangsung, itu salah satu contoh resapan air yang dibuat cantik, fungsi jelas penataan enak dipandang dan tidak becek.




12 komentar:

  1. Tetap semangat kerja keras dan selalu bersyukur.

    BalasHapus
  2. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kesehatan dalam keimanan, keimanan dalam kebaikan budi pekerti, kesuksesan yang diikuti dengan keburuntungan, dan aku memohon rahmat, kesehatan, dan ampunan dari-Mu, juga keridhaan

    BalasHapus
  3. Allahumma inni as aluka shikhkhatan fi imana fi husni khuluqin wa najakhan yatba'uhu falakhun wa rakhmatam minka wa 'afiyatan wa maghfiratam minka wa ridlwana.

    BalasHapus
  4. Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku. (Q.S. Tha-ha: 25-28).

    BalasHapus
  5. Pimpinan/Direktur/Manager Keuangan/ADM Proyek
    Perusahaan Jasa Konstruksi /Jasa Non Konstruksi
    Attn : Pimpinan , Finance Manager , Hrd
    From : Memo fernando
    Tlp/WA : 0821-8601-4501
    Tlp/Fax : 021 2867 9195 / 021-2867-9095
    Lamp. : Propasal Penawaran
    Perihal : Penawaran Penerbitan Bank Garansi Dan Asuransi ( Non Collateral)

    Dengan Hormat,
    Perkenalkan kami dari PT.MEKARJATI JAYA LESTARI (Insurance Brokerage) dimana perusahaan kami telah di tunjuk untuk memasarkan penerbitan Bank Garansi & Surety Bond, Tanpa Agunan/Non Collateral, bahkan perusahaan kami telah di Back Up oleh Perusahaan Asuransi Kerugian Swasta Nasional Maupun BUMN.
    adapun prihal penawaran sbb:
    JENIS JAMINAN
    1.Jaminan Penawaran / Bid Bond.
    2.Jaminan Pelaksanaan / Peformance Bond.
    3.Jaminan Uang Muka / Advance Payment Bond.
    4.Jaminan Pemeliharaan / Maintenance Bond.
    Serta Pencairan Dana {SP2D)
    Jenis Bank Garansi Kami terbitkan Diantaranya sbb:
    * Bank MANDIRI
    * Bank BRI
    * Bank BNI
    * Bank BTN
    * Bank BCA
    * Dan Masih Banyak Bank Lain nya !!

    Note: Untuk Rate/Harga bisa langsung hubungi saya/Office Di No Telepon Yang Tercantum!!
    PT.MEKARJATI JAYA LESTARI
    SURETY BOND & BANK GARANSI NON COLLACTERAL
    Office: Jln. Transad Raya Blk, No.39A, Kel Jatiraggon, Kec. Jatisampurna - Bekasi 17432

    BalasHapus
  6. Saya bukanlah seorang ahli ilmu alam, juga bukan bisnismen, semata-mata hanya orang biasa yang sering menyaksikan atau sesekali merasakan dampak kurang mengenakkan dari konsep hunian bergaya perumahan ini.

    Menurut saya, seorang yang ingin mendirikan bangunan haruslah cermat memilih tempat yang pas. Tempat menentukan segalanya. Bagunan hendaknya dibangunan di area yang semestinya. Jangan di tempat milik air, karena ini akan menimbulkan banjir. Jangan di tempat milik tumbuhan, karena ini akan mengakibatkan longsor.

    Rumah yang baik adalah rumah yang memiliki resapan air. Jika membangunan rumah, entah itu besar atau kecil, biasakan untuk menyisakan tanah atau halaman yang tidak disemen sempurna. Hal ini berfungsi sebagai penyerapan air. Jika seluruh tanah tertutup semen, akan menyebabkan banjir dan air tanah menjai kering. Kalau takut jeblok alias becek, kita bisa gunakan batu-batu kali atau kerikil-kerikil kecil sebagai penutupnya. Perhatikan pelataran GreenHost tempat workshop (13/12/14) kemarin berlangsung, itu salah satu contoh resapan air yang dibuat cantik, fungsi jelas penataan enak dipandang dan tidak becek.

    Pelataran rumah saya juga tidak seluruhnya tertutup semen. Banyak yang masih dibiarkan berupa tanah yang ditanami berbagai macam tanaman.

    Membangun tempat penampungan limbah atau septic tank harus jauh-jauh dari sumber mata air/ sumur. Berikan jarak untuk keduanya, sebab limbah dari septic tank bisa mengalir ke dalam sumur. Jika hal ini terjadi, sangat berbaya untuk orang yang mengkonsumsi air tersebut. Air itu sudah tercemar dan menurut ahli kesehatan sudah tidak layak konsumsi. Di rumah, saya juga mempunya sumur. Jarak sumur dengan septic tank ada sekitar enam meter.

    Bagi saya, bagunan sehat adalah bangunan yang cukup penerangan, cukup suplai oksigen, cukup nyaman untuk bergerak. Saya mendapatkan itu semua di rumah saya. Rumah dengan konsep limas. Tersedia banyak jendela dan pintu. Hal ini memungkinkan tidak perlu menyalakan lampu di siang hari juga tidak perlu memakai pendingin ruangan, bahkan kipas angin pun tidak diperlukan. Kebutuhan akan listrik bisa ditekan banyak.

    Rumah saya—yang usianya lebih tua dari saya—memang sudah sejuk sejak awal. Di sekelilingnya dikerumini dengan tumbuh-tumbuhan; bunga, pohon mangga, sayuran hijau, juga pohon besar semacam jati dan akasia. Hal ini membuat saya betah karena udaranya yang sejuk dan komposisi warna yang menenangkan dan memberi semangat.

    Rumah saya sengaja tidak banyak sekat, hal ini membuat sirkulasi udara tidak pengap dan cahaya matahari pagi benar-benar bisa menerobos masuk.

    Saya pernah baca artikel jika rumah ingin terasa sejuk maka bisa menggunakan atap dari bahan tanah. Kebetulan atap rumah saya dari genting tanah dan tidak memakai langit-langit. Tidak adanya langit-langit ini membuat atap rumah terasa tinggi sehingga tidak terasa sumpek. Ada beberapa genting yang sengaja menggunakan genting kaca, hal ini sengaja agar dalam rumah terlihat makin terang. Jangan heran jika belum petang, rumah saya masih belum menyalakan lampu.

    Masih banyak lagi sikap yang bisa kita lakukan untuk menjaga agar bangunan kita termasuk dalam kategori bangunan ramah lingkungan.

    Hendaknya kembali pada filosofi bangunan itu sendiri. Missal rumah. Membangun rumah fungsinya untuk kenyamanan penghuninya. Berarti kita harus melakukan sesuatu agar rumah itu benar-benar nyaman.

    Boleh kita membangun rumah, namun selalu ingatlah kembali ke kelestarian alam. Bukan demi siapa-siapa, karena yang kita lakukan sebenarnya akan berdampak pada diri kita sendiri.

    BalasHapus
  7. Masalahnya, harga rumah tidak murah, bisa berjuta – juta, apalagi di kota besar, seperti Jabodetabek.

    Pinjaman rumah atau KPR ke perbankan menjadi solusi pembiayaan untuk membantu orang memiliki rumah atau apartemen sendiri.

    Karena nilai pinjaman yang besar, cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) per bulan cukup besar, yang menyedot penghasilan cukup signifikan.

    Banyak yang jadi khawatir tidak bisa membayar cicilan KPR.

    Untuk mengantisipasi itu, bank menyediakan layanan simulasi KPR.

    Simulasi KPR adalah perhitungan cicilan per bulan yang harus dibayar nasabah ke bank berdasarkan jumlah plafon pinjaman yang diambil, suku bunga yang berlaku dan tenor pinjaman yang diambil.

    Singkatnya, berdasarkan simulasi ini, dalam bentuk kalkulator KPR, Anda bisa tahu berapa angsuran kredit rumah yang harus Anda bayar setiap bulan.

    Apa tujuan melakukan ini ?

    Kredit rumah kemungkinan besar adalah hutang yang paling besar jumlahnya yang Anda akan ambil sepanjang hidup.

    Karena jumlahnya besar, cicilan pasti akan besar pula dan punya pengaruh signifikan terhadap keuangan keluarga Anda setiap bulan.

    Oleh karena itu, sebelum memutuskan mengambil kredit pemilikan rumah, penting sekali Anda berhitung dengan cermat berapa cicilan per bulan dan apakah penghasilan Anda cukup untuk membayarnya.


    Di samping itu, perlu ingat bahwa selain cicilan setiap bulan Anda perlu mempersiapkan uang muka yang sudah harus dilunasi sebelum mengajukan KPR.

    Semua biaya – biaya ini sebaiknya Anda hitung secara detil, idealnya, sebelum memutuskan mengajukan pinjaman.

    BalasHapus
  8. Saya bukanlah seorang ahli ilmu alam, juga bukan bisnismen, semata-mata hanya orang biasa yang sering menyaksikan atau sesekali merasakan dampak kurang mengenakkan dari konsep hunian bergaya perumahan ini.

    Menurut saya, seorang yang ingin mendirikan bangunan haruslah cermat memilih tempat yang pas. Tempat menentukan segalanya. Bagunan hendaknya dibangunan di area yang semestinya. Jangan di tempat milik air, karena ini akan menimbulkan banjir. Jangan di tempat milik tumbuhan, karena ini akan mengakibatkan longsor.

    Rumah yang baik adalah rumah yang memiliki resapan air. Jika membangunan rumah, entah itu besar atau kecil, biasakan untuk menyisakan tanah atau halaman yang tidak disemen sempurna. Hal ini berfungsi sebagai penyerapan air. Jika seluruh tanah tertutup semen, akan menyebabkan banjir dan air tanah menjai kering. Kalau takut jeblok alias becek, kita bisa gunakan batu-batu kali atau kerikil-kerikil kecil sebagai penutupnya. Perhatikan pelataran GreenHost tempat workshop (13/12/14) kemarin berlangsung, itu salah satu contoh resapan air yang dibuat cantik, fungsi jelas penataan enak dipandang dan tidak becek.

    Pelataran rumah saya juga tidak seluruhnya tertutup semen. Banyak yang masih dibiarkan berupa tanah yang ditanami berbagai macam tanaman.

    Membangun tempat penampungan limbah atau septic tank harus jauh-jauh dari sumber mata air/ sumur. Berikan jarak untuk keduanya, sebab limbah dari septic tank bisa mengalir ke dalam sumur. Jika hal ini terjadi, sangat berbaya untuk orang yang mengkonsumsi air tersebut. Air itu sudah tercemar dan menurut ahli kesehatan sudah tidak layak konsumsi. Di rumah, saya juga mempunya sumur. Jarak sumur dengan septic tank ada sekitar enam meter.

    Bagi saya, bagunan sehat adalah bangunan yang cukup penerangan, cukup suplai oksigen, cukup nyaman untuk bergerak. Saya mendapatkan itu semua di rumah saya. Rumah dengan konsep limas. Tersedia banyak jendela dan pintu. Hal ini memungkinkan tidak perlu menyalakan lampu di siang hari juga tidak perlu memakai pendingin ruangan, bahkan kipas angin pun tidak diperlukan. Kebutuhan akan listrik bisa ditekan banyak.

    Rumah saya—yang usianya lebih tua dari saya—memang sudah sejuk sejak awal. Di sekelilingnya dikerumini dengan tumbuh-tumbuhan; bunga, pohon mangga, sayuran hijau, juga pohon besar semacam jati dan akasia. Hal ini membuat saya betah karena udaranya yang sejuk dan komposisi warna yang menenangkan dan memberi semangat.

    Rumah saya sengaja tidak banyak sekat, hal ini membuat sirkulasi udara tidak pengap dan cahaya matahari pagi benar-benar bisa menerobos masuk.

    Saya pernah baca artikel jika rumah ingin terasa sejuk maka bisa menggunakan atap dari bahan tanah. Kebetulan atap rumah saya dari genting tanah dan tidak memakai langit-langit. Tidak adanya langit-langit ini membuat atap rumah terasa tinggi sehingga tidak terasa sumpek. Ada beberapa genting yang sengaja menggunakan genting kaca, hal ini sengaja agar dalam rumah terlihat makin terang. Jangan heran jika belum petang, rumah saya masih belum menyalakan lampu.

    Masih banyak lagi sikap yang bisa kita lakukan untuk menjaga agar bangunan kita termasuk dalam kategori bangunan ramah lingkungan.

    Hendaknya kembali pada filosofi bangunan itu sendiri. Missal rumah. Membangun rumah fungsinya untuk kenyamanan penghuninya. Berarti kita harus melakukan sesuatu agar rumah itu benar-benar nyaman.

    Boleh kita membangun rumah, namun selalu ingatlah kembali ke kelestarian alam. Bukan demi siapa-siapa, karena yang kita lakukan sebenarnya akan berdampak pada diri kita sendiri.

    BalasHapus
  9. Alamat: Sindangmulya, Kec. Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat 17340 Cikaarang, Sindangmulya, Kec. Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17340
    Jam:
    Tutup ⋅ Buka Sen pukul 08.00

    BalasHapus
  10. Adalah tempat kembali setelah seharian letih beraktivitas. Adalah tempat istirahat yang nyaman. Sebuah tempat nyaman untuk berkumpul bersama keluarga. Adalah tempat mencipta, menyimpan dan mengingat kenangan. Adalah tempat ternyaman untuk melepas lelah. Adalah tempat transit sejenak. Sebuah pelindung dari terik surya dan hujan. Adalah investasi yang harus dimiliki setiap orang.



    Kurang lebih itulah kumpulan definisi rumah bagi sebagian orang. Saya menyebutnya filosofi rumah.

    Setiap orang bercita-cita punya tempat tinggal sendiri. Entah itu rumah sewaan, kontrak, kost dan terpenting rumah milik sendiri. Lalu, bertahun-tahun kemudian bisnis perumahan mulai menjamur. Tidak hanya di kota-kota besar, bisnis yang menjanjikan ini juga mulai merambah di desa-desa kecil. Laju pertumbuhan perumahan berjalan cukup spektakuler dan drastis.

    Tujuh tahun yang lalu, beberapa kilo dari tempat tinggal saya masih berupa tanah produktif. Ladang-ladang yang biasa ditanami padi, kacang, jagung dan lain sebagainya. Namun hari ini atau tepatnya sejak empat tahun lalu, tanah produktif tersebut telah disulap menjadi hunian kompleks perumahan dengan beberapa bangunan sebagai tanaman pokoknya.

    Entah karena uangnya yang besar, sudah tidak sanggup bercocok tanam lagi atau dapat tekanan dari pihak tertentu (hal ini bisa terjadi), petani-petani itu melepaskan ladang produktifnya untuk kemudian dijadikan perumahan oleh pemilik baru.

    Sayangnya, kita terkadang kurang memikirkan hari esok. Hari ini biarkan hari ini, esok kita pikirkan nanti. Padahal hari esok sejatinya tidak lepas dari hari ini. Dengan beralihnya tanah produktif menjadi hunian maka beda pula efek yang dihasilkan.

    Tidak masalah jika seseorang ingin membangun sebuah bangunan, baik itu rumah mau pun gedung raksasa. Hanya baiknya perlu diperhatikan tentang prosedurnya. Hendaklah tetap berprinsip kepada kebaikan alam.

    Kita kadang lupa, mendirikan bangunan di tempat yang tidak semestinya. Misal di hutan dengan cara membabat hutan tersebut, di rawa-rawa tempat biasa air berkumpul, atau mungkin di lahan pertanian subur. Kita lupa bahwa ada hukum sebab akibat. Melupakan alam berarti telah menciptakan permusuhan dengan alam itu sendiri.

    BalasHapus
  11. HUBUNGAN ANTARA SANITASI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) PADA BALITA DI DESA CEPOGO KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI xviii+47+34 Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), merupakan salah satu penyebab kesakitan utama pada balita di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi fisik rumah yang meliputi ventilasi rumah, pencahayaan alami rumah, kelembaban rumah, lantai rumah, dinding rumah, dan atap rumah dengan kejadian ISPA. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Nopember 2009 di Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek yang diteliti yaitu seluruh rumah yang di dalamnya terdapat balita berusia nol sampai lima tahun dengan besar sampel 62 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Uji statistik menggunakan uji chi square dengan menggunakan program SPSS versi 11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara ventilasi rumah (p=0,046), pencahayaan alami rumah (p=0,001), lantai rumah (p=0,025), dinding rumah (p=0,00), dan atap rumah (p=0,026) dengan kejadian ISPA, sedangkan kelembaban rumah (p=0,883) tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA.

    BalasHapus

Perumahan Komersil Harga Subsidi Cikarang

Proses Pembangunan GPR

Unit Ready Stok Griya Pratama Residence  Hunian Nyaman &Aman....    Rumah K omersil dengan harga subsidi!!  Mutu dan spek berkualitas Lo...